Menurutteori metafisika, pawang sebenarnya tidak dapat menunda atau meniadakan hujan. Ia hanya dapat memindahkan hujan ke arah empat mata angin Utara, Selatan, Barat, dan Timur. Sudah bukan rahasia umum, pada acara-acara penting kenegaraan sejak era Bung Karno sampai dengan saat ini, pasti ada seorang pawang yang bertugas "mengendalikan WARTAKOTALIVECOM, LOMBOK--Hujan deras disertai petir sempat membuat race MotoGP di Sirkuit Internasional Mandalika tertunda pada Minggu (20/3/2022)Dari kejadian itu, ada satu sosok yang disorot yakni keberadaan pawang hujan yang tertangkap kamera dalam siaran langsung televisi.. Raden Rara Istiani Wulandari atau Mbak Rara, tampak melakukan ritual saat hujan berlangsung. Iamenilai, aksi pawang hujan yang dipercayakan lansung oleh para pejabat merupakan suatu hal yang tak seharusnya dilakukan. Menurutnya, pawang hujan tampak diberi panggung yang begitu istimewa. Baca Juga: Pawang Hujan MotoGP Mandalika 2022, Mbak Rara Sebut Ada AC di Langit "Bapak-bapak yang terhormat, yang terhormat bapak Erick Thohir, luar biasa sebagai menteri BUMN dahsyat pak, saya Dariinfo yang dihimpun Pojoksatu.id, dari berbagai sumber, Mbak Rara bukanlah penganut agama Islam, Kristen, Hindu, Budha atau agama lainnya. Mbak Rara disebut merupakan penganut aliran kepercayaan Kejawen. Pawang Hujan Mandalika ini bernama lengkap Raden Roro Istiati Wulandari. Mbak Rara lahir di Papua pada 22 Oktober 1983. Soloposcom, SOLO โ€” Ilmu Kejawen dari Jawa baru-baru ini menjadi perbincangan publik di media sosial setelah pawang hujan Raden Rara Istiati Wulandari alias Mbak Rara mengaku menganut kepercayaan tersebut. Bukan hanya Kejawen, Mbak Rara juga menyukai agama Hindu. Ia memadukan budaya Jawa, Bali, dan Tibet dalam menjadi pawang hujan. Iajuga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Brigadir J. Dalam video itu, Rara yang dikenal sebagai pawang hujan itu mengocok dan mengambil kartu tarot. Ia pun menyinggung soal isu perselingkuhan yang beredar di masyarakat antara Brigadir J dengan istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. "Banyak di luaran sana, apakah ada hubungan 5jtj. โ€“ Guyuran hujan yang membasahi sirkuit MotoGP Mandalika, 20 Maret 2022, sempat membuat proses balap ditunda. Kedatangan dan aksi Mbak Rara yang berperan sebagai pawang hujan menjadi perhatian banyak orang, baik yang berada dalam area balap, maupun para penonton yang menyaksikan melalui berbagai macam platform berita. Siapa menyana, yang dilakukan oleh Mbak Rara ternyata disinyalir ampuh menghentikan derasnya hujan dalam waktu yang relatif tidak lama. Tentunya, hal ini kemudian menjadi objek perdebatan para netizen yang berkata dengan kontotasi negatif seperti โ€œmusyrik,โ€ karena dianggap menyekutukan Tuhan; ada juga yang berkata ,โ€œzaman teknologi serba canggih, masih ada saja yang masih menggunakan cara primitif.โ€ Namun tidak sedikit pula yang memberikan komentar-komentar positif dengan mengatakan, โ€œInilah Indonesia, keberagaman yang menjadikannya istimewa.โ€ Ya, semua orang tentunya memiliki pandangan masing-masing terhadap apa yang terjadi, dan itu semua tidak terlepas dari pengalaman dan pengetahuan yang mereka sini saya ingin memberikan dua sudut pandang untuk memahami fenomena ini, yakni sudut pandang dari perspektif antropologi, dan perspektif teologi. Dari perspektif antropologi, saya menuqil dari pernyataan Kak Dicky Senda, sastrawan dan juga Founder dalam story instagram miliknya. Di sana ia dengan sangat apik menuliskan bagaimana ritual pawang hujan ini adalah bagian dari warisan para leluhur yang sarat akan nilai menghakimi fenomena ini sebagai perbuatan bersekutu dengan setan, Kak Dicky menjelaskan bahwa sesungguhnya ada hal lain yang luput dari pengetahuan orang awam, yakni tentang bagaimana masyarakat adat memiliki kedekatan dan keterikatan dengan alam semesta. Faktor inilah yang tidak dilihat orang dan tentunya menjadikan hal tersebut menjadi sulit dimengerti dan diterima oleh pengalamannya selama 6 tahun bekerja mengarsip pengetahuan adat di pegunungan Mollo, Timor, di sana terdapat pengetahuan yang membahas tentang pawang hujan atau hubungan dengan hujan. Terdapat marga-marga masyarakat di Mollo yang memiliki lambang hujan, angin, bahkan petir, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan fenomena-fenomena alam realitanya, pengetahuan dan praktik itu masih dilestarikan hingga saat ini, hanya saja mereka BELUM membuktikannya pada laboratorium akademik hingga berbentuk buku, riset, dan jurnal ilmiah. Kendati demikian, alasan ini tidak dapat kita jadikan sebagai boomerang untuk menyerang mereka dengan mengatakan apa yang mereka lakukan dan percayai itu sebagai sesuatu yang salah, jelek, tidak baik, dan lain Dicky juga menganalisa, bahwasanya pengetahuan adat peninggalan leluhur kita ini semakin lemah karena banyak faktor, seperti stigma dari agama resmi yang diakui Negara yang kerap memberikan labelling syirik dan klenik, sehingga relasi manusia dengan alam memiliki jarak; hutan yang telah diambil alih oleh Negara; batu-batu yang telah ditambang; sumber daya alam dan ruang hidup yang telah dirampas untuk pembangunan, investasi, dan lain-lain, sehingga tidak ada lagi yang mampu membaca tanda-tanda yang diberikan oleh tersebut kemudian hilang, khususnya pada generasi muda yang telah masuk pendidikan formal dan tidak lagi mengakses ruang pendidikan antara marga-marga masyarakat Mollo, terdapat marga Fallo dan Naben yang otes, atau sapaan marga mereka adalah Faol Ulan. Ulan artinya hujan. Ketika dua marga ini melaksanakan pesta pernikahan atau acara kematian, mereka akan menyembelih babi ataupun sapi, dan ini akan menurunkan hujan, walaupun di tengah musim kemarau hal tersebut masih sering terjadi di sana, demikianlah kesaksian Kak Dicky. Akan tetapi, fenomena ini tidak pernah dilihat dari sisi syirik ataupun klenik, melainkan dilihat sebagai identitas nama mereka, leluhur dan alam semesta sebagai satu kesatuan yang saling suatu keresahan tersendiri, bagi Kak Dicky, keberadaan media yang meliput aksi pawang hujan dan menjadikannya sebagai berita yang viral justru menjadikan praktik tersebut menjadi bahan lelucon dan melemahkan posisi, nilai serta praktik masyarakat adat, juga pengetahuan adat yang ada di masyarakat kita. Sampai di sini, masihkah ada yang beranggapan bahwa hal ini merupakan sebuah lelucon?Jika kita mengamati kembali budaya-budaya yang paling dekat dengan kita, praktik pawang hujan sesungguhnya telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita, tidak hanya di Mollo, pada masyarakat Jawa pun praktik ini masih dilakukan, bahkan oleh para kiai yang dikenal salih dan hanya dalam acara perkawinan ataupun kematian, acara-acara kecil sekalipun guna kelancaran prosesi hajat, para pengisi acara kerap memanggil ruh-ruh para guru-guru yang terhubung hingga Rasulullah Saw. dengan melakukan Tawasul dengan sangat khidmat. Apakah para kiai ini melakukan kemusyrikan? Mari kita melihatnya sekilas dengan kaca mata teologi!Sejatinya, yang dilakukan oleh para pawang hujan, apapun gelar dan keyakinannya, adalah hal yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang beriman, yakni orang-orang yang mempercayai bahwa ada kekuatan di luar kekuatan manusia yang berkuasa untuk melakukan segala sesuatu, yakni kekuatan orang-orang beriman berkomunikasi dengan Tuhannya tentu berbeda-beda, ada yang dengan memejamkan matanya dan bersila, ada yang dengan bersujud dan mengadahkan tangan, ada yang dengan memutar-mutar altar, dan masih banyak lagi, tergantung bagaimana cara Tuhan hadir pada diri leluhur masyarakat Indonesia, kepercayaan yang disebut dengan istilah animisme dan dinamisme sejatinya telah mengenal ketauhidan, namun dengan cara penghambaan yang berbeda, sehingga tidak tepat jika ada yang mengatakan bahwa praktik warisan leluhur adalah klenik dan musyrik, karena yang mereka lakukan sesungguhnya merupakan bagian dari cara mereka berkomunikasi dengan Sang Esa. Ya, mereka telah memiliki pengetahuan yang tinggi tentang penciptaan, yakni pengetahuan bahwa Tuhan itu mengatakan praktik ini adalah bagian dari praktik primitif yang tidak dapat dibuktikan secara akal dan sia-sia, maka hal tersebut sesungguhnya dapat dijelaskan pula dengan pembuktian akal. Kita gunakan ilmu filsafat saja contohnya, saya ingin mengutip temuan laboratorium akal milik ahli filsafat, Prof. Ahmad Tafsir, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu. Di sana beliau menjelaskan, bahwa pengetahuan itu ada tiga pengetahuan sains pengetahuan rasional empiris, dapat diterima akal dan dibuktikan secara nyata; pengetahuan filsafat pengetahuan yang diperoleh dari proses berfikir; dan pengetahuan mistik pengetahuan yang tidak rasional, pengetahuan tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual, yang bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio.Saat seorang Profesor yang ahli di bidangnya telah memberikan klasifikasi demikian, masih adakah yang menganggap praktik pawang hujan ini sebagai sesuatu laku primitif? Tidak dapat dibuktikan? Bertentangan dengan ajaran ketuhanan?Sesungguhnya, apabila kita mau membaca pada literatur-literatur Islam, pekerjaan pawang hujan ini bahkan tidak hanya dilakukan secara individu, melainkan berjamaah. Sebagaimana artinya, yang dimaksud pawang hujan adalah panggilan bagi mereka yang dipercaya memiliki kekuatan untuk dapat mengendalikanโ€™ hujan dan cuaca, bukankah saat melakukan salat Istisqa juga yang kita lakukan adalah sama?Yakni sama-sama berikhtiar yang ditujukan kepada Sang Pengendali Hujan dan cuaca, agar dapat menurunkan hujan sesuai kebutuhan mereka yang sinilah sikap toleransi kita dipertanyakan, sudah sejauh manakah itu terpatri dalam hati? Siapapun bebas berpendapat, dan boleh-boleh saja, yang tidak boleh adalah memaksakan pendapatnya kepada orang lain dan menghakimi yang berbeda bahwa yang mereka yakini merupakan hal yang salah, dan hanya pemahamannya-lah yang paling benar. Karena kebenaran dalam tataran manusia adalah kebenaran yang relatif, dan kebenaran yang sesungguhnya hanyalah milik-Nya. [] loading...Aksi ritual pawang hujan pada gelaran MotoGP Mandalika 2022 menjadi perbincangan hangat di Tanah Air. Foto/tangkapan layar MotoGP Aksi pawang Hujan saat gelaran MotoGP Mandalika 2022 menjadi topik hangat yang ramai diperbincangkan. Bagaimana sebenarnya pandangan Islam terhadap ritual aksi pawang hujan ini? Pawang hujan adalah sebutan untuk seseorang yang dipercaya memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan hujan atau cuaca. Di Indonesia, istilah pawang hujan ini sudah dikenal sejak dulu. Dalam perspektif Islam, pawang hujan termasuk kategori perdukunan, menggunakan jasanya termasuk larangan keras. Dai yang juga lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia Ustaz Farid Nu'man Hasan menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabdaู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุชูŽู‰ ุนูŽุฑู‘ูŽุงูู‹ุง ููŽุณูŽุฃูŽู„ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ู„ูŽู…ู’ ุชูู‚ู’ุจูŽู„ู’ ู„ูŽู‡ู ุตูŽู„ูŽุงุฉูŒ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนููŠู†ูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู‹"Barang siapa yang mendatangi peramal, lalu dia menanyainya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam." HR. Muslim No 2230Dalam Hadits lain diterangkan ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุชูŽู‰ ุญูŽุงุฆูุถู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู‹ ูููŠ ุฏูุจูุฑูู‡ูŽุง ุฃูŽูˆู’ ูƒูŽุงู‡ูู†ู‹ุง ููŽุตูŽุฏู‘ูŽู‚ูŽู‡ู ุจูู…ูŽุง ูŠูŽู‚ููˆู„ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽููŽุฑูŽ ุจูู…ูŽุง ุฃูู†ู’ุฒูู„ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู"Barangsiapa menyetubuhi wanita haid, atau menyetubuhi wanita dari duburnya, atau mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang diucapkannya maka ia telah kafir dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad." HR. Ibnu Majah No. 639, shahih Kafir di sini menurut Imam At-Tirmidzi bermakna memberatkan taghlizh dosa tersebut, bukan menunjukkan kafir murtad. Sunan At Tirmidzi no. 135 Namun Jika keyakinan seseorang bahwa pawang hujan itulah sebagai pengaturnya, bukan Allah Ta'ala yang mengatur, maka makna kafir di sini adalah hakiki Murtad. Dalam Kitab Mathali' Al Anwar, Imam Abu Ishaq bin Qurqul, berkataูู…ู† ุงุนุชู‚ุฏ ุฃู† ุงู„ู†ุฌู… ูุงุนู„ ูˆู…ุฏุจุฑ ูู‡ูˆ ูƒุงูุฑ ุญู‚ูŠู‚ุฉ"Siapa yang meyakini bahwa bintang adalah sebagai subject dan pengatur, maka dia kafir secara hakiki."Mathali' Al Anwar, jilid. 3, hal. 378 Imam Ath-Thibi mengomentariุฃูŠ ู…ู† ุงุฑุชูƒุจ ู‡ุฐู‡ ุงู„ู‡ู†ุงุช ูู‚ุฏ ุจุฑุฆ ู…ู† ุฏูŠู† ู…ุญู…ุฏ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุจู…ุง ุฃู†ุฒู„ ุนู„ูŠู‡."Yaitu siapa yang melakukan hal-hal hina ini maka dia telah lepas dari agama Nabi Muhammad shallallahu 'Alaihi wasallam dan wahyu yang diturunkan kepadanya." Al Kasyif 'an Haqaiq, jilid. 3, hal. 857 "Maka, dalam hal ini perlu dirinci dulu apakah individu yang berhubungan dengan dukun dan sejenisnya itu masih "meyakini Allah Ta'ala" atau tidak," terang Ustaz Farid. Jika masih meyakini Allah Ta'ala, maka tidak sampai kafir hakiki, namun tetap itu dosa besar. Jika tidak meyakini, dia meyakini yang mengatur adalah kehebatan dukun atau pawang tersebut semata-mata, maka ini kafir A'lam Baca Juga rhs โ€“ Pawang hujan kini banyak diberbincangkan oleh khalayak luas sejak beraksi dalam MotoGP Indonesia 2022 pada Minggu 20/3/2022 kemarin. Ketika hujan turun di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat NTB, tempat diselenggarakannya MotoGP Indonesia 2022, pawang hujan bernama Rara Isti Wulandari melakukan ritual khusus agar hujan segera itu pun menjadi sorotan dan membuat orang banyak penasaran menganai ritual pawang hujan, yang disebut-sebut bisa memanipulasi hujan di acara MotoGP Indonesia 2022. Baca juga 6 Fakta Menarik Pawang Hujan MotoGP Indonesia, Sesaji Bisa Dimakan Secara logika memang sepertinya mustahil. Namun di Indonesia, pawang hujan sudah ada sejak dulu dan banyak dipakai saat seseorang akan menggelar acara, mulai dari event kecil hingga besar. Carik Tepas Museum Keraton Yogyakarta, Amieroel Noorsoendari mengatakan bahwa pawang hujan sudah ada sejak zaman dulu. Di Keraton Yogyakarta, pawang hujan itu selalu digunakan dalam acara di keraton. Selain di Keraton Yogyakarta, Amiroel juga mengungkapkan bagi masyarakat biasa di Kota Budaya ini, pawang hujan juga banyak dipakai, khususnya di momen pernikahan. National Geographic Ilustrasi pawang hujan. Mereka kebanyakan meminta agar saat acara pernikahan hujan bisa dialihkan sejenak hingga acara usai. "Pawang hujan biasanya panen dapat keuntungan banyak waktu musim pernikahan," kata Amieroel kepada Minggu 20/3/2022. Baca juga 5 Air Terjun Yogyakarta yang Hanya Ada Saat Musim Hujan Jadi, profesi pawang hujan sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat yang akan menggelar acara. Tidak selalu berhasil kendalikan hujan Menurutnya, meski disebut pawang hujan, mereka juga bisa gagal memindahkan hujan saat acara diadakan. Oleh M. Faiz Nasir* Tradisi nyarang hujan, yakni meminta bantuan pawang hujan dalam rangka ikhtiar agar tidak hujan. Hal ini biasanya dilakukan ketika ada hajatan atau kegiatan tertentu agar hujan tidak turun ketika acara berlangsung. Istilah "Pawang" identik "pengendali", namun praktiknya pawang hujan bukanlah pengendali Jika meyakini pawang hujan sebagai pengendali hujan, maka tidak dibenarkan dalam Islam. Perlu dipahami, posisi pawang sebagai hamba harus serius dalam bermunajat dan beristighotsah kepada Allah SWT yang kita yakini sebagai Dzat Maha Kuasa mengendalikan dan menghentikan hujan, keseriusan permohonan pertolongan ini diajarkan oleh Rasulullah SAW, dalam satu riwayat ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ู…ูŽุณู’ุนููˆุฏู ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฏูŽุนูŽุง ุฏูŽุนูŽุง ุซูŽู„ุงุซู‹ุง ุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุซูŽู„ุงุซู‹ุง Artinya Diriwayatkan dari Ibn Mas'ud RA, ia berkata Nabi SAW jika berdoa kepada Allah SWT maka berdoa tiga kali, jika memohon kepada Allah SWT maka memohon tiga kali. Lalu bagaimana hukum menyewa pawang hujan? Jika menyewa pawang hujan dengan diniati karena kemampuannya dalam mengendalikan hujan, maka akad semacam demikian termasuk akad yang gharar spekulatif. Dengan demikian akad sewanya menjadi fasidah/akad yang rusak karena ini hak prerogatif Allah SWT. Namun jika pawang hujan disewa karena kemampuan membaca doa dan memohon agar hujan agar hujan tidak turun. Hal ini sah hukumnya dalam fiqih, sebagaimana menyewa orang agar membaca Al-Qur'an di makam orang tertentu dengan niat pahalanya disampaikan kepada ahli kubur atau menyewa orang agar mengajarkan Al-Qur'an. Pembacaan Al-Qur'an semacam ini jelas manfaatnya, sebagaimana doa memohon tidak hujan. ูุฑุน ู…ู† ู‡ุฐุง ุงู„ู†ูˆุนุŒ ุงู„ุงุณุชุฆุฌุงุฑ ู„ุชุนู„ูŠู… ุงู„ู‚ุฑุขู†ุŒ ูู„ูŠุนูŠู† ุงู„ุณูˆุฑุฉ ูˆุงู„ุขูŠุงุช ุงู„ุชูŠ ูŠุนู„ู…ู‡ุง -ุงู„ู‰ ุงู† ู‚ุงู„- ูˆู‚ูŠู„ ู„ุง ูŠุดุชุฑุท ุชุนูŠูŠู† ูˆุงุญุฏ ู…ู†ู‡ุง Artinya Cabang dari bagian cabang ini adalah menyewa jasa untuk mengajarkan Al-Qur'an, maka tentukanlah surat dan ayat-ayat yang akan diajarkannya, sebagian yang lain mengatakan tidak harus menentukan keduanya. Raudlatul al-Thalibin, juz 4, halaman 264 Doa apa yang dibaca oleh para pawang hujan? Jika doa atau mantra yang dibaca mengandung kesyirikan, maka tidak dapat dibenarkan. Namun jika doa yang dibaca bersumber dari Al-Qur'an dan hadits atau salafusshalih, maka hukumnya boleh. Bahkan bisa menjadi keharusan demi kemaslahatan hajatan atau acara yang dianggap penting menurut syara, seperti contoh yang dilakukan sebagian pawang hujan ูŠูŽุง ุฃูŽุฑู’ุถู ุงุจู’ู„ูŽุนููŠ ู…ูŽุงุกูŽูƒู ูˆูŽูŠูŽุง ุณูŽู…ูŽุงุกู ุฃูŽู‚ู’ู„ูุนููŠ ูˆูŽุบููŠุถูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุงุกู ูˆูŽู‚ูุถููŠูŽ ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑู ูˆูŽุงุณู’ุชูŽูˆูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌููˆุฏููŠู‘ู Artinya Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit hujan berhentilah," dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi. Surat Nuh, 44 Potongan ayat ini, jika dilihat dari asbab nuzulnya merupakan doa Nabi Nuh yang memohon keselamatan dari marabahaya banjir yang sedang terjadi. Hal tersebut juga pernah dilakukan Rasulullah SAW semasa hidupnya sebagaimana diterangkan dalam Sahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Anas. Bahwa suatu ketika, Nabi pernah berdoa ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุญูŽูˆูŽุงู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุŒ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุขูƒูŽุงู…ู ูˆูŽุงู„ุธูู‘ุฑูŽุงุจู ุŒ ูˆูŽุจูุทููˆู†ู ุงู„ุฃูŽูˆู’ุฏููŠูŽุฉู ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ูŽุงุจูุชู ุงู„ุดูŽู‘ุฌูŽุฑู Artinya Ya Allah turunkan hujan ini di sekitar kami jangan di atas kami. Ya Allah curahkanlah hujan ini di atas bukit-bukit, di hutan-hutan lebat, di gunung-gunung kecil, di lembah-lembah, dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan. Hadits Riwayat Bukhari dan Imam Muslim. Selain berdoa langsung terkadang juga ada tata cara yang diajarkan oleh para salafusshalih seperti melemparkan kerikil ke setiap penjuru, mengumandangkan adzan oleh anak yang belum baligh dan lain sebagainya. Semuanya itu ada sandaran hujjah yang bisa dipertanggung jawabnya secara ilmiah. Misal, kenapa harus anak kecil yang belum baligh, berbagai keterangan para ulama kalau masih kecil jauh dari dosa dan dengan demikian peluang dikabulkannya doa lebih besar. Bahkan sebagian ulama mengatakan Jika ingin seperti wali ikuti tawakkalnya anak kecil yang tidak pernah memikirkan apa yang akan dimakan di hari esok.. Wallahu a'lam Pondok Pesantren Al-Majidi Selodakon Tanggul Jember, Pengurus Cabang PC Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama LDNU Jember. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. SURABAYA- Masyarakat Indonesia telah diramaikan dengan aksi heroik seorang wanita bernama Rara yang berprofesi sebagai pawang hujan saat perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika. Aksi tersebut pun kian ramai di perbincangkan oleh publik bahkan terekspos ke dunia internasional. Di masyarakat Indonesia sendiri, istilah pawang hujan merupakan nobel seseorang yang mempunyai ilmu-ilmu tertentu yang bisa mengendalikan cuaca buruk seperti halnya datangnya hujan. Fenomena pawang hujan bukan suatu hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Pawang hujan sudah ada dan digunakan oleh masyarakat sejak zaman dahulu. Sebagian masyarakat percaya bahwa turunnya hujan merupakan pertanda datangnya sebuah rezeki akan tetapi dalam situasi tertentu datangnya hujan terkadang justru dihentikan oleh seseorang yang disebut pawang hujan. Hal yang harus dipersyaratkan dalam ritual pemindahan hujan yang dilakukan oleh pawang hujan ini merupakan proses yang penting karena telah didasari yang telah ada dari zaman nenek moyang terdahulu. Adapun yang dipersyaratkan yakni; Cabe merah, fungsi dari cabe ini dalam ritual cabe ini dianalogikan sebagai sesuatu hal yang panas saat ritual sedang dilakukan, Garam kasar yang diletakan di pinggir halaman atau tempat yang digunakan saat ritual sedang berlangsung dan tidak boleh terkena air, dan paku, fungsi dari paku untuk ditancapkan di setiap titik yang diberi mantra oleh pawang hujan, yang diibaratkan untuk penangkal hal-hal yang buruk saat ritual dilakukan. Pawang hujan dipercaya sebagai upaya dalam pengendalian cuaca, dalam kegiatan yang banyak dilakukan di luar ruangan seperti ajang MotoGP di Mandalika, yang menimbulkan rasa kekhawatiran yang tinggi terhadap kondisi cuaca yang buruk. Perhelatan ajang MotoGp di Indonesia pada saat itu turunnya hujan dan cuaca buruk yang terjadi. Peran pawang hujan menentukan kesuksesan dan kelancaran acara tersebut, supaya cuaca buruk bisa terkendali. Dalam pengendalian, pawang hujan tidak memiliki ilmu khusus melainkan dengan merasakan arah mata angin serta pergeseran awan kearah mana dan semua hal itu harus dirasakan dengan menggunakan batin naluriah dan konsentrasi serta ketenangan dalam proses jika dibahas dengan perspektif filsafat yang membimbing cara berfikir dengan akal sehat yang bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan dalam menghadapi suatu fenomena, pawang hujan termasuk hal yang sulit dicari kebenarannya karena hanya orang - orang tertentu yang memiliki kelebihan menghentikan hujan atau memindahkan hujan. Sebagian orang mempercayai bahwa kelebihan memindahkan atau menghentikan hujan merupakan turunan dari nenek moyang dan ada penerusnya. Tetapi hal ini juga masuk akal karena masyarakat Indonesia masih mengakui keberadaan akulturasi sehingga hal - hal seperti pawang hujan sebenarnya sudah hal yang lumrah khususnya masyarakat Jawa. Namun pastinya ada sebagian orang juga yang sama sekali tidak mempercayai cara kerja pawang hujan karena jika dipikir secara logika, hanya dengan menancapkan paku, dibacakan sebuah mantra dan merasakan arah angin dengan batin naluriah yang kemudian dapat mengendalikan cuaca, sedikit tidak masuk akal karena tidak semua orang bisa menjadi pawang hujan. Jadi jika ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan pun tidak bisa karena pawang hujan tersebut pasti menjelaskan proses memindahkan atau menghentikan hujan merupakan kelebihan dan anugerah turun temurun dari nenek moyang. pertanyaannya, apa fungsi BMKG sebagai Badan Pemerintah yang berkecimpung dalam hal cuaca sehari - hari, tapi ada beberapa keadaan juga bahwa prediksi BMKG bisa jadi meleset karena cuaca yang tiba - tiba berubah dari prediksi sebelumnya atau hal ini ada hubungannya dengan fenomena pawang hujan sehingga prediksi BMKG dapat meleset?, hal ini juga masih menjadi pertanyaan. Pawang hujan yang memindahkan hujan dari satu wilayah ke wilayah lainnya yang telah diprediksi BMKG bahwa akan cerah tiba - tiba hujan deras, apakah hal ini saling berhubungan?. Belum ada penelitian tentang hal ini, sehingga jika dipikir secara filsafat kritis pawang hujan sangat tidak masuk dalam akal sehat tetapi juga belum dapat dibuktikan dengan sebuah penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan bagaimana ritual pawang hujan dalam memindahkan hujan atau menghentikan hujan. Peristiwa tersebut juga menggiring opini negatif maupun positif dari kalangan masyarakat. Dari sisi negatif, kebanyakan dari mereka berpikir bahwa hal tersebut merupakan hal yang memalukan untuk diperlihatkan di ajang dunia, terutama pada ajang MotoGP kali ini. Mereka beropini bahwa hal tersebut merupakan hal yang tidak wajar dan tidak dapat masuk di akal, sehingga memalukan negara Indonesia di mata dunia. Namun beberapa orang juga beranggapan bahwa hal tersebut juga dapat melestarikan tradisi dan budaya kita. Sehingga tak dapat dipungkiri bahwa apakah fenomena tersebut benar adanya atau hanya kebetulan belaka. Kita juga tidak bisa menggiring opini masyarakat karena kurang adanya bukti tentang apakah pawang hujan berfungsi dengan semestinya atau tradisi yang tidak perlu dilestarikan. Sehingga diharapkan untuk kedepannya agar lebih banyak lagi penelitian yang mengambil tema ini dan bertujuan untuk menggiring opini yang benar dari kalangan masyarakat agar tidak terjebak di opini yang salah. Lihat Filsafat Selengkapnya

pawang hujan menurut kristen